.do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; }

Senin, 31 Desember 2012

KUNANTI CINTAMU..





        
  Sepinya hari ini, memanglah sesepi hatiku saat ini . meskipun malam begitu indah untuk dipandang, tapi hati ini masih terasa sangat gelap. Hanya ada sebuah bayangan yang tiba-tiba saja muncul lalu dengan tiba-tiba pula menghilang. Sebenarnya, aku telah bosan sekian lama menanti. Menanti dan hanya menanti ketidakpastiaan. Akankah bayangan itu kelak bisa menetap dihatiku. Istana itu telah aku bangun dalam surga cinta dihatiku. Penantian itu benarkah terasa begitu panjang dan menyakitkan? Sungguh! Meskipun begitu aku telah merasa bahagia. Sangat bahagia.

---*---
            Dua bulan telah aku pupuk bunga-bunga cinta dihatiku. Begitu indahnya ketika aku harus menyapanya. Bunga cinta itu telah bermekaran meski belum bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Hanya dengan pandangan mata saja ketika ingin aku bisikan kata-kata cinta. Semakin menawanlah bunga cinta itu ketika begitu hangat sambutannya aku rasakan. Ketika tempat kost yang hanya terpisahkan jalan setapak, saat itulah semuanya bermulai. Tentang aku memandang, tentang aku menyapa hingga aku bercanda dengan dia. Riu Finoza. Dua kata yang senantiasa aku sebut, aku panggil dalam setiap malamku. Meski dia tidak tahu tetapi aku telah merasakan cintanya untukku. Keyakinanku akan sambutan cintanya itulah yang menegarkanku akan penantian yang terasa begitu lama hanya untuk menunggu tiga kata darinya.

---*---

            “Za, ntar bangunin aku buat jogging besok pagi ya..”
            “Bereslah ntar tak teriakin kalau perlu pakai speaker..’’
            “Dasar…uuu”
Rencana lari pagi tiap minggu tak pernah absen satu bulan terakhir ini. Ya, dengan Oza begitu panggilannya. Betapa bahagianya saat kami bercanda. Saat dia usil. Saat kami lari terbirit-birit dikejar anjing.
            “Dasar anjing kurang terlatih. Mang dikira aku maling apa” gerutuku pelan
            “ Kayaknya kamu cocok deh jadi pelatihnya”.
Dia masih saja bisa ngelucu saat aku sebel dan lagi nggak mood. Ketika dia menghiburku, saat itu aku sadar, betapa aku tak akan  bisa jauh dari dia. Aku percaya dalam persahabatan itu akan terlahir sebuah cinta.
            “Oza, sampai kapan aku harus menunggu pernyataan cintamu!”.

---*---

            Hari ini mendung menyelimuti kota Klaten. Angin yang begitu kencang membuat bulu kudukku merinding. Serasa semua hilang ketika kupandang  wajah imutnya. Seketika aku tersenyum melihat tawa manisnya. Oza. Hanya dia yang memiliki itu semua.
            “Mau kopi?" kusodorkan secangkir kopi manis didepannya
            “Kenapa kopi yang pahit ini bisa menjadi manis?” katanya sambil menyeruput kopi buatanku
            “ Anak kecil aja juga tahu pak guru. Karena ada gulanya” celotehku semangat
            “Salah. Yang bener adalah karena yang menyajikan adalah cewek manis..”
            “Yeh…” kutepuk pndaknya saking gemasnya aku dengan dia.
Candaan itu bisa membuatku bahagia
            “Jes.. Jessie”
            “Ya..”jawabku sekenanya sambil menikmati kopi dalam gerimisnya hujan.
            “Ternyata, dari kita dulu nggak kenal sekarang kita jadi akrab ya. Aku seneng deh bisa temenan ma kamu”.
            “Kamu tuh aneh. Mang kenapa?” Aku pun mulai serius menyimak omongannya
Benarkah ini adalah saat yang aku tunggu?
            “Mungkin ini adalah moment bahagiaku. Yakin?!”
            “Maksud loe..” nih anak buat penasaran aja
            “Aku cuman mo ngasih ini ma kamu”.
Oza memberiku sebuah surat bersampul biru muda. Oh Tuhan.. terima kasih. Oza inikah ungkapan cintamu. Jantungku pun semakin berdetak kencang. Tiba-tiba..
            “Kringgg..”
Hape Oza berbunyi. Aku perhatikan dia sangat serius menerima telepon itu.
            “Ok Jes, aku pulang ya. Oh ya, itu tulus dari hatiku dan kamu adalah bagian dari kebahagiaanku”.
            “Makasih ya Za,”
Aku hanya berucap pelan ketika tangan Oza melambai dan memasuki kost didepanku.

---*---

            Ibu.. Ayah..Kakak..Nenek..!!! aku dapat surat dari Oza! Kebahagiaanku itu tak dapat aku ungkapkan dengan kata-kata. Aku eratkan surat bersampul biru itu didadaku.
            “Dengarkan Oza, ini adalah detak jantungku dan kamu berada dalam jiwaku”.
Aku pun menulis surat dalam satu lembar kertas warna pink.
            “I Love U Oza!! Forever..”
Kututup erat surat itu. Meskipun aku belum membaca surat dari Oza, tapi ini adalah jawabanku untuk Oza besok. Akhirnya penantianku tidaklah sia-sia.
            Aku tersenyum ketika pelan-pelan aku buka surat dari Oza. Putri Cinderela sedang jatuh cinta. Aku dekap lagi surat itu. Ini adalah tanda kebahagiaan yang tak akan aku lepaskan. Deg..deg..deg.. detak jantungku pun semakin berdegup kencang. Tiba-tiba seakan ada kilatan dimataku. Lalu, semuanya terlihat gelap…

---*---

            Jam weker berdering keras menandakan jam 5 pagi. Kepalaku terasa pening. Dalam kesakitan aku mencoba mengingat apa yang terjadi pada diriku tadi malam. Bukankah aku semalam diberi surat oleh Oza. Tiba-tiba air mataku mengalir pelan-pelan dan tak sanggup lagi aku bendung isakan tangisku. Aku dekap surat balasanku buat Oza. Tak mungkin aku berikan ini untuk Oza yang ternyata telah menemukan tambatan hatinya. Ya, surat yang aku kira surat cinta itu ternyata adalah undangan pernikahan Oza. Riu Finoza dengan Pramar Medio Ratri.
            Tuhan, inikah jawaban atas semua cintaku. Ingin aku menjerit sekerasnya. Benarkah aku telah dibutakan oleh cinta. Kuingat-ingat ketika kulihat Oza memakai Cincin dijari manisnya. Bodohnya aku yang menganggap itu adalah cincin pertunangan. Lebih bodohnya ketika akau melihat Oza dan Ratri boncengan. Tidak hanya sekali,dua kali bahkan sering. Kenapa aku masih beranggapan mereka hanya sekedar teman, meski naluriku saat itu bilang mereka adalah dua sejoli. Aku hanya menangis. Cintalah yanga membuat aku masih mengharap untuk tidak kehilangan Oza. Semua telah sia-sia. Semua sudah terlambat. Lima hari lagi Oza dengan Ratri akan mengikatkan tali suci dalam pasangan suami istri.
            Kutata hatiku dalam derian air mata. Masih jelas terdengar kat-kata yang Oza bilang bahwa aku adalah bagian dari kebahagiaannya. Oh Oza, seceepet itu aku harus melupakan dan mengucapkan selamat tinggal untukmu. Mungkin aku hanya bisa berdo’a semoga kalian bahagia. Ucapan selamat menempuh hidup baru terlantun tulus dari dalam hatiku meski dalam satu sisi betapa hancurnya hatiku kehilangan semua cinta yang tak pernah Oza mengerti. Mungkin ini adalah arti cinta yang sebenarnya. Arti cinta yang harus aku pahami dalam setiap perjalanan hidupku nanti.








---END---




Kalo suka banget ama ini cerita pliis jangan copas
Hargai orang yang menulis dan membuat  cerita ini!!.
Walaupun bukan seorang pujangga aku berhak untuk berkarya.






Klaten, 25 april 2007
Mila



 Sumber. 
millarossa.blogspot.co.id

1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa | Map | JT Hub
    JT Marriott Atlantic City Borgata Hotel Casino & 제천 출장마사지 Spa. Casino Location: 전주 출장안마 Atlantic 목포 출장안마 City, NJ 08401 United 경상남도 출장샵 States. The property 포항 출장안마 is situated on the 2nd floor

    BalasHapus