Hai Jutek,
Sudah sekian tahun kita tepisah, ingin rasanya kau kusapa
dengan senyum termanis kebanggaanku hahaha.. Meski sudah tak bersama-sama salahkah aku
demikian? Karna rindu bukan berarti harus saling memiliki kan? Ini ceritamu,
cerita kita bersama yang ingin aku abadikan. Sekedar mengenang, sekalipun
banyak sedihnya kau tetap manis untuk diceritakan.
Kau pencuri hatiku, pencuri hariku, pencuri mimpiku.
Selama tiga tahun kita bersama, kau tahu bagaimana susahnya aku melupakanmu.
Kau pergi begitu saja, katamu kau tak mau kita berteman baik setelah putus,
karna akan susah untuk melupakanku. Lalu kenapa harus meninggalkanku? Ya aku
tahu alasanmu, tapi tak bisakah kau menungguku? Tapi rasanya percuma. Dan aku
bisa apa, sekeras apapun aku meyakinkanmu rasanya percuma kalo kau tak ada
niatan untuk bersama.
Kita dulu tinggal satu kota, tapi karena kesibukan pekerjaanmu
yang menyita harimu. Kita jarang bertemu, aku tak mempermasalahkan itu.
Layaknya di film ‘Her’ kita menjalani hari seperti itu. Dihabiskan lewat
telepon seluler setiap hari, ya memang seperti itu. kau bahkan seperti Scarlett
johansson, kau bernyanyi untukku ditengah malam. Kuakui suaramu memang bagus,
kau dulu mantan personel band. Meski kau jutek, galak, disini kau lebih sweet
dari makanan terang bulan yang kau kesukaanmu.
Aku
menyukaimu, menyukai hubungan ini. Tanpa bisa aku jelaskan lebih detail. Aku
benar-benar menyukainya. Kau yang selalu bercerita dengan duniamu, walau aku
tak tau pasti siapa orang yang kau ceritakan itu. Ini sulit kuperjelas. Karna
aku sudah membuangnya. Sekuat tenaga aku berusaha untuk move on dan bahagia.
Meskipun berkali-kali gagal, aku tetap mencobanya. Seperti aku mempertahankanmu
dulu meski hasilnya sia-sia. Setidaknya aku pernah berusaha.
Jutek.. ini sulit aku lalui. Berapa lama patah hati ini
aku jalani. Tapi beban ini tak seberat harimu bukan? Karna aku tahu kau sudah
berbahagia. Dengan wanita pilihanmu, kau putuskan untuk berkeluarga. Tentu aku
mendoakan yang terbaik untuk hidup barumu. Selagi aku berdoa pula untuk hidupku
agar aku bisa menemukan penggantimu. Mencoba ikhlas itulah yang aku terus
upayakan.
Sama seperti mencintaimu, aku butuh waktu mungkin lebih
lama dari dirimu untuk menyembuhkan lukaku.Untuk membiasakan diri tanpa dirimu.
Meski harapan-harapan mimpi berusaha memaksamu kembali. Aku nggak mau berlarut
sedih seperti ini. Ini sudah jauh aku lalui. Waktunya untuk mencari pengganti,
aku berharap itu seperti dirimu. Aku selalu membandingkan, begitu banyak
pertimbangan. Hingga aku menyesal, aku tak boleh demikian. Karna nasib orang bisa
ditentukan, tanpa perlu membandingkan.
Jutek.. aku tak mau mengingatmu terlalu lama. Akan menyiksa.
Aku tak mau merindu terbalut luka. Mungkin mimpi tak harus sejalan dengan
kenyataan. Itulah yang aku coba terima sekian waktu ini. Cukup untukku mengerti
bahwa kaulah kebanggaan dalam percintaanku. Itu saja. Semoga cinta bisa mengenang kita, seperti aku
mengenangmu. Sebagai masalalu pendewasaanku.
Salam rinduku ,
Pengenangmu
MiLA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar